17 Juli 2008

Sudah Tiba Waktuku...


Gelap dunia kupijak kini
Riuh meluruh… menekuri sunyi..
Hanya kata tanyamu mengocokku
Saat lunglai ku tersudut bisu

Kau guncang tubuhku hebat
Dengan duga yang terus menyayat
Atas pamitku yang tak kau nyana
Atas janji setia yang kau anggap dusta

Tergugu aku disudut nestapa
Meninggalkanmu dengan luka bernanah
Tanpa mampu ku beri jawab
Kenapa ku hunuskan belati di dadaku
Dan menembus perihnya hatimu

Taukah kau…
Kepergian ini bukanlah pinta
Pamitku tak berselambu tawa
Bukan korbankan rasa ku raih cita
Namun garis tangan menggurat dalam
Dan isak ku tak mampu rubahkan catatan
Kini tiba waktuku…
Berilah aku senyum manismu..
Walau kita di landa mendung..
Mendung..
Mendung…
Gerimis…
Tangis yang teriris….
Maniz, 29 Juni 2008

1 komentar:

Panji mengatakan...

Terkapar..rr..rr

Setiap insan memiliki saudara
supaya dapat membagi cerita
tapi...... perasaan manusia tak sama
aku mencintai yang tak dapat kucintai

aku terkapar dalam kesendirian..
walaupun langit gempar
seorang diri aku ditampar
sehingga terkapar... terkapar..rr..rr..r..!!!!!!

tanpa orang lain merasa gemetar
melihat aku semakin terdampar
akhirnya aku kembali terkaparrr..rr..rr..rr..!!!!
dimana orang yang kucintai!!!!
aku kian terkapar!!!!

aku tidak rela kalau aku terus terkapar
di mana orang yang kucintai?!!
di mana orang yang kusayangi?!!
terkapar membuat aku tak sadar
walau aku sudah terlempar