22 Juli 2008

Memuja Malam


Malam ini begitu sunyi... hanya sang kodok yang terus menyindirku dengan tembangkan kidung kerinduan pada rintik hujan. Cahaya remang kukuhkanku pada kegelapan yang lamat-lamat menjadi teman tanpa perkenalan.... Aku mematung sendiri menatap kerlip bintang didepan teras rumah dengan kepala terkalung beban... Ada kegalauan yang maha dasyat menyayatku... Ada kepedihan merobek ketegaranku... dan kerapuhan menguningkan hijaunya daun asaku... Kutarik nafas dalam-dalam... kuharap beban ini kan keluar dari rongga dadaku yang kian berdesakan.. namun semua seperti terkecat di leherku bahkan membentuk terminal pertahanan disana...

Sudah cukup lama aku seperti ini... menantimu dibatas malam tanpa bintang.. menunggumu tanpa jemu menjamu.... merindumu ditiap denting waktu yang berpacu... entah sampai kapan.... bahkan 7 purnama yang kau janjikan padaku di bulan Juni tahun lalu telah meninggalakan jejak tak berbekas... dan cawan kesetiaan dialtar ketulusan hatikupun tak kau balas..

Dahulu dibatas senja kau berjaji padaku akan kembali ke peraduan kampung ini, dimana selalu kan kau rindukan.. sapuan angin semilir mengelusmu... nyanyian nyiur menentramkanmu dan eksotica sunset pantai cinta kita membuaimu...dalam…….
Namun semua janjimu tak mampu kurengkuh.. bagai busa yang dulu selalu indahkan segelas cerita cinta kita.. kini hilang tak sisakan jejak untukku….

Kugenggam erat-erat surat terakhirmu setahun lalu yang berjanji datang untuk bersanding denganku.. selamanya… kini cerita itu hanyalah angin yang berhembus.. beri ku kesegaran kala diri haus dalam jiwa yang tandus namun manakala realita telah berbicara aku tersedak dibuatnya…

Malam membungkam... namun hatiku gaduh menari dengan galau. Apakah aku harus bertahan atau beranjak pergi..??? jawaban demi jawaban bergema dari satu bilik ke bilik yang lain.. saling menindih..dan mencibir. Aneh memang... terkadang kita susah sekali berkompromi dengan diri sendiri.. merasa asing walau satu hunian.. satu jasad...
Ah sudahah… malampun telah bosan mendengar kesahku… sudah saatnya kuberanjak pergi.. karena Sang mentari masih bersedia menyapaku dipagi hari….
Kenapa aku hanya selalu memuja malam…….???


Maniz, 21 Juli 2008

Tidak ada komentar: