15 Juli 2008

Ku tunggu jawab..?


Matahari menyeka panasnya duga
Atas rasamu yang bertahta tanya
Dan sebelum langit marah semerah saga
Kau janjikan jawab tak tercela dusta

Hari merambat kian senja
Tiada jawab kau ijab padaku
Menunggumu dengan dentang jam berkarat
Terpaku harap atas gundahku, ditempat

Malam makin membuka diri
Dinginnya angin sapukan bara asa
Sampai kapan rasa ini kan bertepi
Gundah merajah… ragu menggila

Dan malam merayu bulan
Aku terbenam.. terpasung di kemasgulan
Sampai pada titik jemu
Engganku terayu siluet semumu

Kini ku tak perlu jawab
Karna alam tlah beri ku bisikan
Sudah saatnya ku beranjak pulang
Lepaskan pertalian satu simpulan….

Maniz, 20 Juni 2008

1 komentar:

Panji mengatakan...

Tanya Menunggu Jawab

seharusnya aku yang bertanya...
mengapa benih cintaku disia-siakan?
benih yang kusemai di ladang cinta...
kini mengering, meranggas, dibiarkan...

kata hati telah terucap dulu... dulu
sebuah tanya menanti jawabmu
tiada habis tetesan air mata hati... pilu
mungkinkah cintaku cuma angin lalu?

jasadku kini antara hidup dan mati!
merana layu di ladang suci...
menunggumu tuangkan kasih sejati...
untuk kehidupan cinta di hati!

mengapa ajukan seribu tanya?
bukankah jawabnya sudah ada di rasa?
salah ladangkah kusemai benih cinta?
atau adakah hal lain hingga tak terjaga?