15 Juli 2008

Menujumu...



Kupandangi stasiun tua itu dengan dada berdegup keras.. Sejuta duga menggodaku semaikan gulana. Takut dan harap saling menindih dan ragu berjingkrak jingkrak diatasnya, menarik ulur tali prasangkaku untuk meredupkan sebuah keteguhan…
Rasa ingin ku bertemu dengannya meluap.. membanjiri cawan hatiku.. Memujanya adalah indah dan bertemu dengannya adalah bahagia.. gumamku meyakinkan diri..
Namun kadang rasa takutku menyurutkannya… ada tanda tanya yang berputar putar di ruang otakku..
Bagaimana seandainya aku tak seperti yang ia pinta??
Hubungan maya menyuguhkan sosok imagi idaman di benak masing masing insan. Dimana kita mampu merendakan karakter yang dimau dan ingin. Mampu menyulamkan sejuta keunggulan dan membungkusnya dalam sosok mozaik pujaan.
Apakah nyataku mampu ia terima ??
Ah… apakah pertemuan nantinya akan membuat semuanya lebih baik atau sebaliknya??
Kata tanya hanya memantul mantul dalam dinding hatiku.. semakin di dengar semakin susah di jawab.
Jam dinding menunjukkan pukul 6 sore.. berarti 10 menit lagi kereta kan bersiul dan mengajakku menari dengan dendangan harmonikanya..
Kulihat tiket di genggaman tangan.. ku tatap lekat-lekat, entah kenapa tiap huruf di tiket itu bermutasi membentuk bongkahan indah senyum dengan rona cinta dipipimu.. ku yakini kini kau di senja pelamunan menungguku… dan bersiap tersadar menunggu nyata membangunkan impian yang semu..
Ku tarik nafas dalam-dalam dan sejuta prasangkaku yang membentuk benang kusut kini mulai terurai…
Yang kupunya saat ini hanyalah harapan, yang saat ini kupikirkan adalah keragu raguan dan yang kunantikan saat ini adalah kepastian…..
Yup.. kepastian batinku…
Ku yakini tiket cinta ini memberiku kepastian.. bahwa cinta ini nyata dan ada, bahwa waktu yang berlalu suguhkan asa.. dan ini adalah sebuh permulaan..
Dengan langkah penuh keteguhan, ku ayunkan kakiku menuju kereta yang bersiul riang…
Ada hawa hangat menyergap relung dadaku yang dari tadi membiru pucat… ada senyum terkulum dalam birirku yang dari tadi terus membungkam..

Kasih.. tunggulah aku di istana tempat bersemanyam gundukan embun dengan pelangi diatasnya..dan birunya awan menaunginya...



Maniz, 13 Juni 2008

Tidak ada komentar: