18 Juli 2008

Lengkung Bulan Sabit


Lengkung bulan sabit terselambu mendung
Garis cakrawala mengandung gelapnya malam
Bintang membisu enggan kerdipkan sinar
Aurora gelap pekat seperti hatiku yang berjelaga

Tak ada rasi cinta yang tersuguh
Tak ada gugusan nebula kasih yang tersemat
Tak seperti rotasi episode lalu
Dimana purnamamu teroboskan sinar ke bilik hatiku
Dan mampu terangkan jiwaku yang berkabut

Kini bulan sabit mengambil alih
Pada bulatnya hatimu yang terkikis waktu
Dan desiran angin kukuhkan sepi menggelanyut
Atas rasa kehadiranmu yang kianlah surut

Lengkung bulan sabit kian terbenam
Disinggasana awan hitam yang siap deraikan gerimis
Dan aku tetap disini menengadah pasrah
Menunggu hujan usai … lerai tak berderai
Hingga bongkahan awan itu sumbulkan
Cahaya dari kasih bulanku kembali….
Menjadi purnama lagi

Maniz, 14 Juli 2008

1 komentar:

Panji mengatakan...

Untukmu Kekasih
------------------------

kasihku yang muram, sabarlah
aku tahu dirimu resah
lelah sudah kakimu melangkah
menyisir bahtera di atas roda
yang cuma satu tersisa
yang satunya, kubawa ke sana

kasihku, itu semua kehendak-Nya
roda kehidupan memisahkan kita
maka, tendanglah rasa gelisah
tanamkan di hatimu, ini sementara
hatimu selalu di dalam hatiku
suburkanlah hatiku di dalam hatimu

kasihku yang kurindu, kuatkanlah
pegang erat janji kita
itu akan membuatmu bertahan
dari hempasan gelombang kehidupan
seperti aku menguatkan kalbu
putihkan hati demi dirimu

kasihku, tak usah menangis
mereka tak akan simpati
malah bahkan tertawa sinis
mungkin bertambah menggila, memaki
bertahanlah, kekasihku yang manis
aku pasti akan kembali


Panji
aku pasti akan kembali