14 Juli 2008

Paradok Cinta...


Rindu ini menganga..
Redup tapi membara
Terselubung direlung prasangka
Terendap di pelupuk mata

Kemana hendak kuwakilkan..
Getar ini trus menghujam
Rasaku...
Rinduku...
Paradok cinta.....
Fatamorgana......
Ada untuk tiada.....

Dimana senyumku tersimpan..??
Di bagian hati mana kan ku pendam..
Cinta nan terlarang
Diatas altar pasungan..

Cinta ini jua ...
menguliti sukma
berbisa...
penuh tipu daya..
namun dibingkainya
ada senyum monalisa..


Maniz, 28 Maret 2008

1 komentar:

Panji mengatakan...

Curah hujan dingin membeku

Kesendirianku terpaku

Hampa terasa bisu

Hati berdetak menghujam pilu


Owh.... Kapankah semua berakhir

Malam bertambah larut menjelang pagi

Suara gemericik tambah berdesir

Seirama genderang suara hati....


Di manakah kau tambatan hati?

Yang tak pernah singgah...

Lama hati ini menanti

Lelah... sudah...


Kala azan terngiang, hati tersentak

Kuusap jelanga menyambut shubuh

Masih ada hari esok

Kujerit kan dalam doa .....owh


Sayup-sayup...diantara kabut nebula

Bayang-bayang nampak seperti asa

Tambatan hati hadir menyapa

...... Engkaukah di sana?