09 September 2008

Menunggu Waktu


Tinggal menunggu waktu
Sang kala menjembut dengan sebilah pedang
Memisahkan hangatnya tubuh dipelukan
Kuraskan muara tangismu yang kian mengering

Tinggal menunggu waktu
Hembusan nafas ini tertali
Diujung-ujung jalan yang mendaki
Menuju langit tempat bertapanya para dewa
Yang bersila menunggu selipkan surat nirwana

Tinggal menunggu waktu
Kala usaha menepi di lorong takdir hidup
Dan asa mengemuning berjatuhan
Karena catatan telah ditorehkan

Tinggal menunggu waktu
Tetesan doamu menyalami
Kepergian menuju kehidupan abadi
Dengan segengam amal yang tersampul rapi

Maniz, 6 September

Tidak ada komentar: