![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0g8ksA5QLNG46ZRTNi_3_jdmMcnyQgPMkILxrpE1WnTCPEr_Le7OenVWCNPYp2_Wqa9l92qPcMgw3zPL36oGimFRvp35noD8qiVY9HI4tCaGML5_SQoiDzYvYHsdwOSS3Hjnv1hcP8STI/s320/CAO5QVGP.jpg)
Satu kecup membius waktu
Hingga jam pun enggan berdentang
Saat kita bergumul asmara
Menggelepar menjajah raga yang terbakar
Rayap haus melumat rongga kayu
Desahan samarkan geraham yang berderit
Bagai tornado kau hempaskan segala
Luluh lantah jatuhkan jamban air ke tanah
Kambojapun menguning layu
Memuja tanah hingga tertekuk pasrah
Dalam sprei kusut bermotif bunga lili
Satu episode kini tlah terakhiri
Maniz, 8 September 2008
Hingga jam pun enggan berdentang
Saat kita bergumul asmara
Menggelepar menjajah raga yang terbakar
Rayap haus melumat rongga kayu
Desahan samarkan geraham yang berderit
Bagai tornado kau hempaskan segala
Luluh lantah jatuhkan jamban air ke tanah
Kambojapun menguning layu
Memuja tanah hingga tertekuk pasrah
Dalam sprei kusut bermotif bunga lili
Satu episode kini tlah terakhiri
Maniz, 8 September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar