![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbdOHYyEN3aPh3tt7CTfs88ZxINmBwYp4463td7Kr9h1It7w2zC517MJAWTdJHPWjNaHLAFELE5GdXwyAfaJcDpIsoAn-Beyk2vdpgBS2uNJnQu3ek2DApa6N0vYkzD3yKzg6gmMSFBdVg/s320/CAQXSRIR.jpg)
Duduk tertekuk di beranda hati
Sepi sendiri menjamu jiwa
Dan dialog diri menyapa rasa
Intrik berderai mencoba terurai
Dua ujung menali ego
Dua karsa memaksa bicara
Logika dan rasa memutar fakta
Kanan dan kiri manarik pesona
Kenapa ada pertentangan
Dan jalan menelurkan persimpangan
Jika akhir tujuan adalah sama
Kanan atau kiri hanyalah sarana
Kenapa harus tetaskan konflik
Bertopeng dengan wajah munafik
Tak bisakah jiwaku berkompromi
Menerima diri sejatining insani
Hem…. Bisakah wahai jiwaku…????
Maniz, 5 September 2008
Sepi sendiri menjamu jiwa
Dan dialog diri menyapa rasa
Intrik berderai mencoba terurai
Dua ujung menali ego
Dua karsa memaksa bicara
Logika dan rasa memutar fakta
Kanan dan kiri manarik pesona
Kenapa ada pertentangan
Dan jalan menelurkan persimpangan
Jika akhir tujuan adalah sama
Kanan atau kiri hanyalah sarana
Kenapa harus tetaskan konflik
Bertopeng dengan wajah munafik
Tak bisakah jiwaku berkompromi
Menerima diri sejatining insani
Hem…. Bisakah wahai jiwaku…????
Maniz, 5 September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar